I Hope You Can Hear Me
"Sebulan terakhir yang telah aku jalani, rasanya begitu berat dan membuat dada ini terasa sakit. Hari ini, tepat tanggal 31 Mei 2011, kamu telah membiarkan aku sendiri tanpa ada lagi senyum manis dan canda tawa yang selalu aku rasakan, kini telah hilang mengikuti jejak langkahmu yang begitu pasti. Aku masih belum merelakan sepenuhnya apa yang telah terjadi, meski semua ini yang terbaik untuk dirimu bahkan jika Tuhan berkehendak, hal ini juga akan menjadi bagian yang indah dalam hidupku nanti", ucap seorang gadis yang sedang melamun di beranda ditemani dinginnya angin sore hari mengingat teman hatinya yang telah pergi untuk sementara waktu. Sungguh terkadang rasa sakit itu selalu datang menyesakkan dadaku, terlebih jika malam hari aku terduduk sendiri memikirkannya hingga tetesan air mata ini jatuh menemani kesendirianku dan mata ini pun tak dapat menahan untuk langsung memejamkan berharap dunia mimpi yang akan menyenangkan hatinya.
Pernah selama sebulan ini, dia menghubungi ku. Mungkin hanya dihitung oleh detikan jari, suaranya terdengar sakit ditelingaku. Tak ada waktu untuknya untuk menghubungiku lebih lama seperti biasanya. Aku hanya terduduk lemas ketika dia telah selesai memberitahu maksud yang dia ungkapkan kapadaku, dan setelah itu, saat suara telfon terputus, dia langsung mengakhiri begitu saja. Tak ada kata-kata manis yang dia tinggalkan, semua begitu terdengar kaku oleh telingaku. *Rasanya saat-saat seperti itu pikiran dan hatiku tidak bisa menerima keadaan seperti itu. Hati ini sungguh belum terbiasa menghadapi masa-masa seperti ini.
Dia yang selalu memberikan cahaya yang dapat membuat aku selalu bahagia, tersenyum dengan manisnya, semangat yang tiada hentinya, dan menjalani hari-hari ini begitu menyenangkan, meski dia tidak selalu berada di dekatku. Tapi dengan dia yang selalu memberikan perhatiannya melalui handphone dengan selalu mengirimkan sms dan menghubungiku dengan kekonyolan yang selalu dia lakukan di seberang telfon, bagiku semua itu telah memberikan semangat yang luar biasa. Mungkin semua ini terjadi, karena aku tidak begitu dekat dengan kakak-kakakku. Suasana yang disajikan dirumah pun tidak membuat aku begitu bahagia, tapi aku tetap bersyukur atas semua ini. Terlahir ditengah keluarga yang begitu dingin membuat aku iri terhadap orang lain yang begitu terlihat hangat dengan kakak dan ayah mereka.
Aku tau, mereka begitu perhatian dan menyayangiku dengan sikap dan cara yang menurut mereka itu benar. Tapi bagiku, sikap itu tidak membuatku nyaman, sehingga dengan adanya seseorang yang telah menemani hari-hariku yang sepi, aku sungguh merasakan kenyamanan dengannya. Dengan semua perhatiannya terhadapku, rasanya telah membalas kurangnya perhatian dari kakak dan ayahku. Tapi sayangnya, saat ini dia tak lagi memperhatikanku, selalu mengirimku sms bahkan menghubungiku. Aku ingin berteriak kesal !!! tak mudah untukku untuk melalui semua ini, meski orang lain mengatakan hal ini terlalu biasa untuk bisa dijalani dengan santainya. *Mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan, hati ini begitu sakit, aku ingin segera melalui hari-hari ini dengan singkatnya.
Ku mohon, aku tak ingin selalu menjatuhkan air mata ini lagi yang terasa sesak bagiku.
Ku mohon, ingin segera kau bisa menghubungiku dan menghabiskan waktu yang lama ditelfon dengan berbagai cerita-cerita menarikmu yang selalu membuat aku tertawa.
Ku mohon, kapan kau yang selalu mengejekku dengan kata-kata anehmu.
Ku mohon, kapan kau mendengarkan keluhan dan cerita di hari-hari yang aku jalani.
Ku mohon, kapan kau dapat menemuiku lagi setelah pertemuan tanggal 12 Desember 2010.
Ku mohon, kapan aku berada didekatmu lagi.
Ku hanya bisa berdoa yang terbaik selalu ada dalam dirimu dan untukku juga.
Note : "Ulat Bulu.....si Kunang ingin bertemu, ingin bermain bersama di indahnya rumput hijau yang terhampar luas. Jangan pernah berhenti memikirkan si Kunang yang selalu berharap hari indah itu datang dengan nyatanya, tanpa harus menunggu lebih lama lagi". *_^
0 comments:
Post a Comment